Naskah Drama “ANTARA CINTA dan PERSAHABATAN"
Sinopsis :
Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja. Menjadikan mereka berdua sebagai sahabat. Seiring berjalannya waktu, persahabatan diantara mereka semakin dekat. Kedekatan itu membuat Andi memiliki perasaaan berbeda terhadap Fina. Tetapi di sisi lain, Anis yang juga merupakan sahabat dari keduanya. Ternyata menyimpan perasaan terhadap Andi. Lantas bagaimana kelanjutan persahabatan mereka yang terlibat cinta yang rumit.Akankah mereka tetap bersahabat atau justru seblaiknya. Kita lihat saja kelanjutan ceritanya…
Siang hari, ketika jam istirahat tiba. Di perpustakaan, terlihat dua orang yang sedang melihat-lihat buku. Tidak disengaja mereka memegang buku yang sama. Hingga akhirnya buku tersebut jatuh ke lantai.
Babak 1 (Di Perpusatakaan)
Andi : “Maaf (sambil mengambil buku yang jatuh). Ini bukunya, ambillah. Aku bisa mencarinya lagi.”
Fina : “Oh, makasih. Ngga usah, mungkin kamu lebih memerlukannya. Aku tadi hanya melihat-lihat saja ko.”
Andi : “Beneran nih?”
Fina : “iya bener. (tersenyum)”
Andi : “Yasudah makasih ya, kebetulan ini memang buku yang kucari untuk tugas biologiku.”
Fina : “Berarti kamu anak IPA juga ya?”
Andi : “Iya, kenalin aku Andi XI IPA 4. (mengulurkan tangan)”
Fina : “Aku Fina pindahan dari Bandung. (menjabat tangan Andi)”
Andi : “Pantas saja aku tak pernah melihatmu sebelumnya. Kamu kelas berapa disini?”
Fina : “Sama sepertimu, XI IPA 4. Tapi aku daritadi bingung mencari kelasnya, ngga ketemu-ketemu.”
Andi : “Kebetulan banget kita sekelas, ayo biar aku tunjukin kelasnya.”
Mereka pun berjalan menuju kelas sambil mengobrol sepanjang jalan.
Babak 2 (Di Kelas)
Anis : “Siapa tuh Ndi? kayaknya aku baru lihat deh. (berjalan menghampiri Andi & Fina)”
Andi : “Kenalin ini Fina teman baru kita”
Fina : “Kenalin, aku Fina. (tersenyum)”
Anis : “Aku Anis, senang berkenalan denganmu. Duduk disampingku saja, kosong kok. (tersenyum)”
Fina : “Iya makasih. (membalas senyuman)”
Tiba-tiba datanglah Sinta and The geng menghampiri ketiganya
Sinta : “Wah..wah.. wah.. Ada anak baru nih, seru juga ya kalo kita ospek dulu. Iya ngga guys?”
Mia & Silvi : “Iya betul banget tuh Sin, Gue setuju sama ide Loe. (tertawa jahat)”
Andi & Anis : “Ehh.. Kalian tuh ngga boleh gitu sama Fina. Harusnya kita menyambut Dia, bukan malah kalian bully.”
Sinta : “Alah ngomong apa Loe pada, ngga usah sok jadi pahlawan deh. (mendorong Andi & Anis)”
Andi & Anis : “Udahlah Fin, ngga usah di dengerin omongan mereka. Mending kita keluar aja yuk daripada sumpek disini.”
Fina : “Iya deh, ayo kita keluar aja.”
Sinta, Mia & Silvi : “Hahaha pergi Loe sana..Dasar Culun.”
Hari demi hari berlalu. Mereka bertiga menjadi sahabat yang sangat dekat. Kedekatan mereka menimbulkan perasaan berbeda yang dirasakan Andi kepada Fina.
Babak 3 (Di Kantin)
Fina : “Eh tau ngga, aku lagi deket sama seseorang nih. (tersenyum malu)”
Andi : “Siapa Fin…? (kaget)”
Fina : “Kasih tau ngga yah. (tersenyum)”
Anis : “Oh main rahasia-rahasiaan nih sekarang sama kita. (menyenggol bahu Fina)”
Fina : “ Hehe… Iya deh aku kasih tau. Itu loh Dika Kapten Basket SMA kita. Kenal kan?. Aku lagi deket sama Dia.”
Andi : Hah.. Serius kamu lagi deket sama Dia Fin? (kaget)”
Fina : “Iya serius. Sebenernya kita malah udah jadian seminggu yang lalu.
Anis : “Wahh jadian ngga bilang-bilang nih. Mau ngehindarin PJ ya? (tertawa meledek)”
Andi : “Udah..udah, ngga lucu tau. Dika kan terkenal playboy. Mau-mau nya sih kamu sama dia Fin?”
Tiba-tiba datanglah Sinta and The Geng yang menyambung obrolan mereka.
Sinta, Mia & Silvi : “ Hahaha… Bilang aja Loe cemburu Fina sama Dika jadian. Iya kan?”
Andi : “Apaan sih, siapa lagi yang cemburu. (kesel)”
Sinta : “Udah deh Ndi, ngga usah munafik sama perasaan sendiri. Ntar nyesel loh kalo terus-terusan dipendem.”
Mia & Silvi : “Udah ngaku aja Ndi. (tersenyum)”
Fina : “Kalian ngomong apa sih, ngga mungkin Andi suka sama aku. Dia sama aku kan sahabatan.”
Andi : “ Siapa bilang ngga mungkin Fin. Apa yang mereka omongin itu bener, aku emang udah lama suka sama kamu.”
Anis : “Jadii.. Selama ini kamu suka sama Fina Ndi? (bergegas lari sambil nangis)”
Fina : “Anis, tunggu.. Kamu mau kemana. (mengejar Anis)”
Andi kemudian menghentikan langkah Fina untuk mengejar Anis.
Andi : “Tunggu Fin, aku belum selesai ngomong. (menarik tangan Fina)”
Fina : “Udah deh Ndi, lagian aku udah punya Dika. Kamu harus mikirin perasaan Anis juga. Dia udah lama memendam perasaannya ke kamu. Dia sering cerita ke aku soal itu. Sekarang kamu kejar Dia, jelasin ke Dia kalo yang tadi kamu omongin ke Aku itu salah.”
Andi : “Tapi Fin..”
Fina : “Ayo Ndi, demi persahabatan kita. (memohon)”
Akhirnya Andi pun menjelaskan semuanya kepada Anis, meskipun harus membohongi perasaannya. Setelah kejadian itu, Anis menjauhi Fina dan Andi. Persahabatan diantara mereka menjadi renggang. Hingga suatu hari di taman, Andi melihat Fina duduk sambil menangis.
Babak 4 (Di Taman)
Andi : “Kamu kenapa nangis Fin? Cerita sama aku.”
Fina : “Aku sedih, ternyata apa yang kamu omongin ke aku selama ini bener Ndi. Dika playboy, aku di selingkuhin Ndi. Kita udah putus sekarang. (menagis tersedu-sedu)”
Ternyata dari kejauhan Anis mendengar curhatan Fina kepada Andi. Anis merasa tidak tega melihat Fina sedih. Karena sebenarnya Ia masih menganggap Fina sahabatnya. Anis pun menghampiri Andi & Fina.
Anis : “Udah Fin, ngga usah sedih. Aku udah denger semuanya. Lupain aja cowok brengsek model si Dika itu. Buang-buang tenaga kamu nangisin Dia. (mengelus pundak Fina)”
Fina : “Anis.. (memeluk Anis)”
Andi : “Nis, kamu masih nganggep kita sahabat kamu setelah kejadian kemarin itu?”
Anis : “Tentu saja, mana mungkin aku bisa segampang itu melupakan persahabatan kita hanya karena persoalan cinta. Sahabat lebih berarti daripada itu semua.”
Andi : “Maafin aku Nis, ini salahku. Akulah penyebab renggang nya persahabatan kita.
Anis : “Ngga Ndi, Kamu ngga salah ko. Perasaan itu memang ngga bisa dipaksain. Aku banyak belajar dari dari kejadian kemarin. Cinta yang sesungguhnya itu tidak harus memiliki, tapi cukup dengan melihat orang yang kita cintai bahagia Ndi. Walaupun bukan dengan Kita.”
Fina : “Duh.. Ko Kalian jadi bikin Aku baper gini sih. Udah ah puitis banget kata-kata kamu itu Nis. (tersenyum)”
Anis : “Ehh.. Hehe.. Kelepasan kan jadinya kata-kata ajaran Kahlil Gibran nya keluar deh. (tersenyum)”
Fina : “Ndi.. Andi.. Eh malah diem aja. Haha saking tersepona.. Eh terpesona sama kata-kata kamu tuh Nis, sampe bengong gitu. (tersenyum)”
Andi : “Eh.. Ngga kok. Ngga nyangka aja punya sahabat puitis banget. (tersenyum)”
Anis : “Pastinya lah. Murid Kahlil Gibran dilawan.”
Fina : “Yaudah sekarang Kita ngga usah dulu deh yang namanya cinta-cintaan segala. Lagian Kita kan masih bau kencur.”
Anis : “Ihh Kamu aja yang bau kencur Fin, Aku sih wangi dong. (tersenyum)”
Andi : “Dasar Anis ngga berubah-berubah gokilnya. (tertawa)”
Fina : “Intinya Kita harus fokus dulu ngejar cita-cita Kita. Nanti juga cinta mengiringi dan datang dengan sendirinya pada saat yang tepat.”
Andi & Anis : “Coocok.. Ciiee bijak banget sahabatku ini. (tersenyum)”
Akhirnya persahabatan antara ketiganya pun kembali seperti semula. Mereka bertiga kembali menjadi sahabat yang penuh canda dan selalu bersama kala suka maupun duka.
Amanat :
Jangan pernah kita mengorbankan sebuah persahabatan hanya karena cinta yang sesaat. Karena sesungguhnya, persahabatan lebih abadi jika dibandingkan dengan cinta yang selalu ada akhirnya. Percayalah suatu hari nanti, cinta akan datang dengan sendirinya dan akan terasa indah pada waktu yang tepat.
Komentar
Posting Komentar