RINDU KISAH YANG TELAH BERLALU
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komunitas dan Koleksi
Buat koleksi
Postingan
Salahkah jika seseorang merindu?
Merindu akan sesosok manusia yang pernah ada dalam kehidupannya, sosok yang berarti baginya. Dia yang pernah membangkitkan semangatnya saat ku terjatuh. Ya, aku begitu merindunya. Tapi, entahlah apakah dia rindu ini berbalas atau tidak.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu bahkan bulan bulan panjang telah berlalu. Berlalu begitu saja tanpa adanya lagi pelangi dan mentari yang mewarnai da menerangi kehidupan ini rasanya. Tapi, aku sadar aku tak boleh seperti ini terus, mengharapkan dia yang tak berbalik menaruh harapan padaku, tak berharap bisa menyambung kembali tali yang sempat putus, begitulah ibaratnya.
Entah apa yang begitu istimewa darinya sehingga aku begitu sulit untuk bisa melupakannya. Bahkan dalam hal kecil saja, untuk tidak memikirkan dan mengkhawatirkannya pun aku tak bisa. Aku tak bisa membohongi perasaannku sendiri bahwa sampai detik ini masihlah hadirnya yang kutunggu, masihlah senyumnya yang kunanti dan masihlah cintanya yang kuharapkan.
Ah, tapi sungguh. Berada dalam keadaan seperti ini sangat tidak enak. Terus menerus membelenggu hati, menyakiti hati sendiri. Tetap bertahan dengan cinta? Atau pergi dengan sejuta mimpi yang belum terwujud. Sungguh, itu pilihan yang sulit. Keduanya begitu tidak mengenakan hati. Tapi, sampai kapan perasaan ini akan terus tertanam di hati. Sedangkan sosok yang ku nanti sama sekali telah begitu berbeda, telah begitu berubah? Apa masih ada celah di hatinya untukku? Untuk kuisi kembali, tentunya dengan jaln cerita yang berbeda.
Karena aku tau, cinta yang dulu jika diulang kembali, maka akan menghasilkan rasa yang berbeda. Tapi, bukan berarti sebuah rasa itu pudar setelah sempat terjeda bukan? Bisa saja ini hanya sebuah ujian untuk memperkuat sebuah hubungan. Tidak menutup kemungkinan, mengulang cinta kembali akan menghasilkan jalan cerita yang lebih indah daripada jalan cerita sebelumnya. Jadi, apa tindakanku salah? Untuk mencoba terus memperjuangkan cintaku agar kembali lagi ke pangkuanku, ke tempat berlabuh yang sesungguhnya. Agar cintaku pulang kembali ke rumahnya dan berhenti mencari tempat persinggahan.
Aku begitu mengerti, usia kita belum bisa memulai suatu hubungan yang serius. Ya, benar katamu, usia belasan masih harus banyak mencari pengalaman, mencari banyak teman. Tapi, bukankah dulu kau yang memulai semua ini? Bukankah kau yang begitu bersikeras dulu untuk bisa mendapatkan hatiku? Bahkan kau mampu meluluhkan kecuekanku hingga aku begitu perhatian padamu, kau mampu memasuki kekosongan di hatiku, yang kala itu sangat susah untuk ditembus orang lain. Kau mampu membuka hatiku dengan caramu yang sederhana namun membuatku nyaman akan kehadiranmu.
Lantas, mengapa sekarang kau pun tiba-tiba saja meninggalkanku, seolah kau tak ingat bagaimana perjuanganmu dulu untuk mendapatkan hatiku? Kau tak ingat bagaimana perjuangan kita? Bagaimana kita menghadapi berbagai masalah bersama? Aku tak mengerti kau sekarang sedang kenapa? Kau sekarang layaknya orang asing bersikap kepadaku, seolah tak pernah terjalin cerita panjang diantara kita, seolah tak pernah ada sesuatu yang pernah kita jaga bersama.
Sampai kapan sikapmu akan seperti ini? Kapan kau akan sadar bahwa ada aku yang menunggu kau pulang padaku, pada hatiku, pada cintamu. Mana semua kata-kata manis yang selalu kau ucapkan padaku. Kau bahkan tega menghapus semua kenangan tentang kita dan kau ganti dengan menuliskan kisah baru bersama orang baru. Kau masih punya hati kan? Apa hatimu sudah beku? Beku karena perasaan cintamu pada orang lain. Lalu kau anggap apa tahun demi tahun yang sempat kita lalui?
Apa sungguh itu tak ada artinya bagimu? Apa sebegitu jahatnya aku sampai kau mampu melupakan secepat itu? Bagitu banyak pertanyaan yang ingin kuutarakan padamu agar kau tau disini hanya aku yang tersakiti. Sementara kau bisa bersenang-senang dan terlihat baik-baik saja dengan keadaan ini. Sungguh, aku ingin sepertimu, aku ingin bisa cuek sepertimu, bersikap masa bodo terhadapku.
Tolong ajari aku, ajari aku menerima kenyataan ini, kenyataan yang begitu pahit, yang tak pernah kuduga dan sama sekali tak pernah terlintas dalam benakku. Kenyataan bahwa kita tak lagi bersama. Kenyataan bahwa engkau bukanlah milikku lagi dan kenyataan bahwa hati dan cintamu bukan untukku lagi. Sulit, sangat sulit untuk bisa menerimanya.
Kau selalu memintaku untuk melupakanmu, menghapus semua tentangmu, agar aku tak merasakan sakit hati.
Tapi apakah kau pikirkan, melakukan tindakan itu hanya akan membuatku semakin memikirkanmu. Aku bodoh memang, masih saja perhatian pada orang yang sudah sangat jelas begitu cuek dan masa bodo padaku. Tapi, aku tahu betul apa konsekuensi yang akan terjadi dalam pilihan yang kupilih ini. Sakit hati? Ya pasti itu. Itu konsekuensinya. Ketika chat yang aku kirim hanya kau Read, bahkan kadang sama sekali tak kau baca dan tak kau hiraukan.
Tapi, aku akan lebih sakit jika aku menyerah begitu saja melepas cinta yang sudah bertahun-tahun aku jaga. Tepatnya cinta kita, cinta yang kita jaga bersama, dulu. Sampai detik ini, sstok sabarku masih banyak, jadi tenanglah, tak apa, cueklah, selagi itu bisa membuatmu bahagia. Entah hatiku terbuat dari apa, aku begitu tegar berdiri dalam sakit thati yang kupendam ini.
Bahkan sampai sekarang, walaupun kau bukan siapa-siapaku lagi. Tapi, rasa cemburu masi kerap hadir ketika mendapat kabar kau tengah dekat, jalan bareng, dan menaruh hati pada orang lain. Walaupun sebenarnya aku tak berhak lagi atas itu. Kau boleh tak suka dengan tindakanku yang menurutmu terlalu over padamu, kau boleh merasa risih dengan sikapku yang masih saja memberimu perhatian. Tapi tolong biarkan aku melakukan itu, jangan menyuruhku untuk berhenti mencintaimu, Itu salahmu, mengapa dulu kau membuatku jatuh cinta sehingga saat ini aku benar-benar tak rela kehilanganmu.
Aku tetap akan bertahan dengan keputusanku untuk tetap mencintaimu, walaupun mencintaimu harus sesakit ini. Tapi biarlah, jika memang bisa, biarlah cinta ini hilang dengan sendirinya sejalan dengan bergantinya hari. Tapi, aku yakin. Cintaku begitu tulus sehingga sudah kebal dan berkawan baik dengan cuekmu. Aku sudah mengerti dan paham betul dengan sikap dan karaktermu. Tunggu saja bagaimna kelanjutan dari kisah cinta yang panjang ini, yang menurutku belum berakhir. Hanya saja kisah ini terjeda untuk beberapa waktu agar kemudian tumbuh lebih besar dan lebih kuat menjadi cinta yang tak bisa dipisahkan oleh apapun kecuali takdir Sang MahaPencipta.
Ya, jalani saja semuanya. Jalani sebaiknya. Urusan jodoh atau tidak, Allah lah yang mengaturnya. Tapi jodoh juga bergantung pada ikhtiar kita. Jadi biarkan aku berjuang untuk cintaku. Walau saat ini yang aku bisa lakukan hanya mencintaimu dalam doa. Aku yakin kekuatan doa begitu dahsyat, Biarlah doa-doaku yang menuntun hatimu untuk kembali pulang ke hatiku. Mungkin tidak hari ini, bisa saja besok atau besok besok besoknya lagi.
Aku akan tetap menantikan waktu yang indah itu, dimana hati kita bersatu kembali untuk sebuah kisah yang lebih indah. Separuh hatiku masih tertinggal di hatimu, aku tak ingin kau mengembalikannya, aku hanya ingin kau menjaganya dengan baik. Mungkin saat ini kau mengakui bahwa tak ada perasaan apa-apa lagi padaku. Tapi itu mulutmu yang berbicara, bukan hatimu. Sedangkan hatimu lebih mengetahui diluar yang hanya sebatas terucap oleh mulutmu.
Dan aku yakin, jauh di dalam lubuk hati kecilmu masih ada terukir namaku, mungkin nama itu hanya tertutup untuk sementara waktu. Tapi, kapan waktunya kau akan mengetahui bahwa hanya aku yang begitu tulus mencintai dan menyayangimu. Kau belum menyadarinya sekarang memang.
Asal kau tahu, begitu banyak kata yang terucap dari bibir orang-orang membicarakan kita, hubungan kita yang sempat mereka banggakan, bahkan sampai iri melihat kita. Mereka begitu tak percaya mendengar kabar kita usai. Bahkan mereka sungguh sedih sampai tak terasa air mata menetes saking tidak percayanya. Tapi, aku tak bisa berbuat apa-apa.
Banyak diantara mereka yang menghiburku, menyuruhku melupakanmu, menasehatiku untuk tidak mengharapkanmu lagi dan menyuruhku untuk membuka hati bagi orang lain. Tapi kau tau, tak semudah itu aku melakukannya. Aku bukan tipe orang yang dengan begitu mudahnya bermain soal rasa, bermain tentang perasaan dan cinta. Bukan masalah aku tak mau lagi merasakan sakit hati, tetapi karena untuk membuka hati untuk orang baru lagi, aku tak ingin.
Aku tak ingin harus belajar dari 0 lagi untuk memahami karakternya lebih dalam, memahami keluarganya, temannya, lingkungannya dan dunianya. Aku sudah begitu mengenal duniamu, dan aku nyaman berkawan dengan temanmu, sahabatmu, aku hafal betul apa hal yang tak kau sukai, makanan yang kau senangi dan aku sudah bisa memasuki lingkungan keluargamu, mengenal ibumu, bapakmu, kakak, adikmu. Ya, walau mungkin perkelanalan itu belum begitu dekat. Tapi, aku nyaman berada di duniamu. Dan begitupun kau bukan? Kau juga sudah mengenal betul keluargaku, sahabatku, temanku dan kau juga sudah akrab dengan dubiaku, mengerti aktivitas dan hobiku. Lalu, untuk apa kita harus memberi jeda hubungan ini? Intropeksi diri? Bahkan ketika masih bersama pun kita masih bisa saling inropeksi diri, saling menasehati.
Jujur, aku mencintaimu tak memandang siapa dirimu, apa pekerjaanmu, bagaimana pendidikanmu, bagaimana fisikmu. Bahkan sewaktu jadian pun aku belum pernah melihatmu secara langsung, tapi nyatanya aku bisa jatuh cinta padamu, karena apa? Ya karena kau membuat hatiku nyaman. Sesederhana itu memang. Karena cinta tak harus mempunyai alasan detail yang harus dijelaskan panjang lebar.
Aku sayang kamu, aku rindu kamu dan aku akan terus memperjuangkan cintaku dengan caraku sendiri. Tak peduli kau menghargainya atau tidak, tak peduli kau membalasnya atau tidak dan tak peduli apapun itu. Setidaknya biar aku merasakan suatu perjuangan untuk sesuatu yang begitu berharga bagiku.
Loveyousomuch. Untukmu yang namanya selalu kuselipkan dalam doaku, untukmu yang namanya masih terukir di hatiku dan untukmu yang bayangannya selalu ada dalam pikiranku. Dengarlah, aku mencintaimu, hari ini, besok dan seterusnya, sampai akhir mata ini tertutup untuk selamanya( Pasti kau akan kembali padaku, aku sangat yakin itu.
Aku sabar, aku kuat menunggumu pulang. Aku sanggup setia dengan perasaanku padamu. Aku bisa untuk terus menjadi orang yang selalu ada saat semua orang tak lagi mau mendengarkan keluh kesahmu. Dan aku akan selalu menjadi seseorang yang mendoakanmu agar selalu dilindungi Allah. Aku akan selalu tegar menghadapi cuekmu, aku juga akan selalu menahan kecemburuanku dan aku tak pernah lelah untuk terus berdamai dengan keadaan ini, walau begitu sakit, begitu perih, nyesek. Tapi, keadaan ini yang mengajarkanku bagaimana arti sebuah kesabaran, perjuangan, kesetiaan, ketulusan, kasih sayang dan cinta.
I MISS YOU AND YOU’RE ALWAYS STAY IN MY HEART FOREVER. LOVE YOU NEVER END
Merindu akan sesosok manusia yang pernah ada dalam kehidupannya, sosok yang berarti baginya. Dia yang pernah membangkitkan semangatnya saat ku terjatuh. Ya, aku begitu merindunya. Tapi, entahlah apakah dia rindu ini berbalas atau tidak.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu bahkan bulan bulan panjang telah berlalu. Berlalu begitu saja tanpa adanya lagi pelangi dan mentari yang mewarnai da menerangi kehidupan ini rasanya. Tapi, aku sadar aku tak boleh seperti ini terus, mengharapkan dia yang tak berbalik menaruh harapan padaku, tak berharap bisa menyambung kembali tali yang sempat putus, begitulah ibaratnya.
Entah apa yang begitu istimewa darinya sehingga aku begitu sulit untuk bisa melupakannya. Bahkan dalam hal kecil saja, untuk tidak memikirkan dan mengkhawatirkannya pun aku tak bisa. Aku tak bisa membohongi perasaannku sendiri bahwa sampai detik ini masihlah hadirnya yang kutunggu, masihlah senyumnya yang kunanti dan masihlah cintanya yang kuharapkan.
Ah, tapi sungguh. Berada dalam keadaan seperti ini sangat tidak enak. Terus menerus membelenggu hati, menyakiti hati sendiri. Tetap bertahan dengan cinta? Atau pergi dengan sejuta mimpi yang belum terwujud. Sungguh, itu pilihan yang sulit. Keduanya begitu tidak mengenakan hati. Tapi, sampai kapan perasaan ini akan terus tertanam di hati. Sedangkan sosok yang ku nanti sama sekali telah begitu berbeda, telah begitu berubah? Apa masih ada celah di hatinya untukku? Untuk kuisi kembali, tentunya dengan jaln cerita yang berbeda.
Karena aku tau, cinta yang dulu jika diulang kembali, maka akan menghasilkan rasa yang berbeda. Tapi, bukan berarti sebuah rasa itu pudar setelah sempat terjeda bukan? Bisa saja ini hanya sebuah ujian untuk memperkuat sebuah hubungan. Tidak menutup kemungkinan, mengulang cinta kembali akan menghasilkan jalan cerita yang lebih indah daripada jalan cerita sebelumnya. Jadi, apa tindakanku salah? Untuk mencoba terus memperjuangkan cintaku agar kembali lagi ke pangkuanku, ke tempat berlabuh yang sesungguhnya. Agar cintaku pulang kembali ke rumahnya dan berhenti mencari tempat persinggahan.
Aku begitu mengerti, usia kita belum bisa memulai suatu hubungan yang serius. Ya, benar katamu, usia belasan masih harus banyak mencari pengalaman, mencari banyak teman. Tapi, bukankah dulu kau yang memulai semua ini? Bukankah kau yang begitu bersikeras dulu untuk bisa mendapatkan hatiku? Bahkan kau mampu meluluhkan kecuekanku hingga aku begitu perhatian padamu, kau mampu memasuki kekosongan di hatiku, yang kala itu sangat susah untuk ditembus orang lain. Kau mampu membuka hatiku dengan caramu yang sederhana namun membuatku nyaman akan kehadiranmu.
Lantas, mengapa sekarang kau pun tiba-tiba saja meninggalkanku, seolah kau tak ingat bagaimana perjuanganmu dulu untuk mendapatkan hatiku? Kau tak ingat bagaimana perjuangan kita? Bagaimana kita menghadapi berbagai masalah bersama? Aku tak mengerti kau sekarang sedang kenapa? Kau sekarang layaknya orang asing bersikap kepadaku, seolah tak pernah terjalin cerita panjang diantara kita, seolah tak pernah ada sesuatu yang pernah kita jaga bersama.
Sampai kapan sikapmu akan seperti ini? Kapan kau akan sadar bahwa ada aku yang menunggu kau pulang padaku, pada hatiku, pada cintamu. Mana semua kata-kata manis yang selalu kau ucapkan padaku. Kau bahkan tega menghapus semua kenangan tentang kita dan kau ganti dengan menuliskan kisah baru bersama orang baru. Kau masih punya hati kan? Apa hatimu sudah beku? Beku karena perasaan cintamu pada orang lain. Lalu kau anggap apa tahun demi tahun yang sempat kita lalui?
Apa sungguh itu tak ada artinya bagimu? Apa sebegitu jahatnya aku sampai kau mampu melupakan secepat itu? Bagitu banyak pertanyaan yang ingin kuutarakan padamu agar kau tau disini hanya aku yang tersakiti. Sementara kau bisa bersenang-senang dan terlihat baik-baik saja dengan keadaan ini. Sungguh, aku ingin sepertimu, aku ingin bisa cuek sepertimu, bersikap masa bodo terhadapku.
Tolong ajari aku, ajari aku menerima kenyataan ini, kenyataan yang begitu pahit, yang tak pernah kuduga dan sama sekali tak pernah terlintas dalam benakku. Kenyataan bahwa kita tak lagi bersama. Kenyataan bahwa engkau bukanlah milikku lagi dan kenyataan bahwa hati dan cintamu bukan untukku lagi. Sulit, sangat sulit untuk bisa menerimanya.
Kau selalu memintaku untuk melupakanmu, menghapus semua tentangmu, agar aku tak merasakan sakit hati.
Tapi apakah kau pikirkan, melakukan tindakan itu hanya akan membuatku semakin memikirkanmu. Aku bodoh memang, masih saja perhatian pada orang yang sudah sangat jelas begitu cuek dan masa bodo padaku. Tapi, aku tahu betul apa konsekuensi yang akan terjadi dalam pilihan yang kupilih ini. Sakit hati? Ya pasti itu. Itu konsekuensinya. Ketika chat yang aku kirim hanya kau Read, bahkan kadang sama sekali tak kau baca dan tak kau hiraukan.
Tapi, aku akan lebih sakit jika aku menyerah begitu saja melepas cinta yang sudah bertahun-tahun aku jaga. Tepatnya cinta kita, cinta yang kita jaga bersama, dulu. Sampai detik ini, sstok sabarku masih banyak, jadi tenanglah, tak apa, cueklah, selagi itu bisa membuatmu bahagia. Entah hatiku terbuat dari apa, aku begitu tegar berdiri dalam sakit thati yang kupendam ini.
Bahkan sampai sekarang, walaupun kau bukan siapa-siapaku lagi. Tapi, rasa cemburu masi kerap hadir ketika mendapat kabar kau tengah dekat, jalan bareng, dan menaruh hati pada orang lain. Walaupun sebenarnya aku tak berhak lagi atas itu. Kau boleh tak suka dengan tindakanku yang menurutmu terlalu over padamu, kau boleh merasa risih dengan sikapku yang masih saja memberimu perhatian. Tapi tolong biarkan aku melakukan itu, jangan menyuruhku untuk berhenti mencintaimu, Itu salahmu, mengapa dulu kau membuatku jatuh cinta sehingga saat ini aku benar-benar tak rela kehilanganmu.
Aku tetap akan bertahan dengan keputusanku untuk tetap mencintaimu, walaupun mencintaimu harus sesakit ini. Tapi biarlah, jika memang bisa, biarlah cinta ini hilang dengan sendirinya sejalan dengan bergantinya hari. Tapi, aku yakin. Cintaku begitu tulus sehingga sudah kebal dan berkawan baik dengan cuekmu. Aku sudah mengerti dan paham betul dengan sikap dan karaktermu. Tunggu saja bagaimna kelanjutan dari kisah cinta yang panjang ini, yang menurutku belum berakhir. Hanya saja kisah ini terjeda untuk beberapa waktu agar kemudian tumbuh lebih besar dan lebih kuat menjadi cinta yang tak bisa dipisahkan oleh apapun kecuali takdir Sang MahaPencipta.
Ya, jalani saja semuanya. Jalani sebaiknya. Urusan jodoh atau tidak, Allah lah yang mengaturnya. Tapi jodoh juga bergantung pada ikhtiar kita. Jadi biarkan aku berjuang untuk cintaku. Walau saat ini yang aku bisa lakukan hanya mencintaimu dalam doa. Aku yakin kekuatan doa begitu dahsyat, Biarlah doa-doaku yang menuntun hatimu untuk kembali pulang ke hatiku. Mungkin tidak hari ini, bisa saja besok atau besok besok besoknya lagi.
Aku akan tetap menantikan waktu yang indah itu, dimana hati kita bersatu kembali untuk sebuah kisah yang lebih indah. Separuh hatiku masih tertinggal di hatimu, aku tak ingin kau mengembalikannya, aku hanya ingin kau menjaganya dengan baik. Mungkin saat ini kau mengakui bahwa tak ada perasaan apa-apa lagi padaku. Tapi itu mulutmu yang berbicara, bukan hatimu. Sedangkan hatimu lebih mengetahui diluar yang hanya sebatas terucap oleh mulutmu.
Dan aku yakin, jauh di dalam lubuk hati kecilmu masih ada terukir namaku, mungkin nama itu hanya tertutup untuk sementara waktu. Tapi, kapan waktunya kau akan mengetahui bahwa hanya aku yang begitu tulus mencintai dan menyayangimu. Kau belum menyadarinya sekarang memang.
Asal kau tahu, begitu banyak kata yang terucap dari bibir orang-orang membicarakan kita, hubungan kita yang sempat mereka banggakan, bahkan sampai iri melihat kita. Mereka begitu tak percaya mendengar kabar kita usai. Bahkan mereka sungguh sedih sampai tak terasa air mata menetes saking tidak percayanya. Tapi, aku tak bisa berbuat apa-apa.
Banyak diantara mereka yang menghiburku, menyuruhku melupakanmu, menasehatiku untuk tidak mengharapkanmu lagi dan menyuruhku untuk membuka hati bagi orang lain. Tapi kau tau, tak semudah itu aku melakukannya. Aku bukan tipe orang yang dengan begitu mudahnya bermain soal rasa, bermain tentang perasaan dan cinta. Bukan masalah aku tak mau lagi merasakan sakit hati, tetapi karena untuk membuka hati untuk orang baru lagi, aku tak ingin.
Aku tak ingin harus belajar dari 0 lagi untuk memahami karakternya lebih dalam, memahami keluarganya, temannya, lingkungannya dan dunianya. Aku sudah begitu mengenal duniamu, dan aku nyaman berkawan dengan temanmu, sahabatmu, aku hafal betul apa hal yang tak kau sukai, makanan yang kau senangi dan aku sudah bisa memasuki lingkungan keluargamu, mengenal ibumu, bapakmu, kakak, adikmu. Ya, walau mungkin perkelanalan itu belum begitu dekat. Tapi, aku nyaman berada di duniamu. Dan begitupun kau bukan? Kau juga sudah mengenal betul keluargaku, sahabatku, temanku dan kau juga sudah akrab dengan dubiaku, mengerti aktivitas dan hobiku. Lalu, untuk apa kita harus memberi jeda hubungan ini? Intropeksi diri? Bahkan ketika masih bersama pun kita masih bisa saling inropeksi diri, saling menasehati.
Jujur, aku mencintaimu tak memandang siapa dirimu, apa pekerjaanmu, bagaimana pendidikanmu, bagaimana fisikmu. Bahkan sewaktu jadian pun aku belum pernah melihatmu secara langsung, tapi nyatanya aku bisa jatuh cinta padamu, karena apa? Ya karena kau membuat hatiku nyaman. Sesederhana itu memang. Karena cinta tak harus mempunyai alasan detail yang harus dijelaskan panjang lebar.
Aku sayang kamu, aku rindu kamu dan aku akan terus memperjuangkan cintaku dengan caraku sendiri. Tak peduli kau menghargainya atau tidak, tak peduli kau membalasnya atau tidak dan tak peduli apapun itu. Setidaknya biar aku merasakan suatu perjuangan untuk sesuatu yang begitu berharga bagiku.
Loveyousomuch. Untukmu yang namanya selalu kuselipkan dalam doaku, untukmu yang namanya masih terukir di hatiku dan untukmu yang bayangannya selalu ada dalam pikiranku. Dengarlah, aku mencintaimu, hari ini, besok dan seterusnya, sampai akhir mata ini tertutup untuk selamanya( Pasti kau akan kembali padaku, aku sangat yakin itu.
Aku sabar, aku kuat menunggumu pulang. Aku sanggup setia dengan perasaanku padamu. Aku bisa untuk terus menjadi orang yang selalu ada saat semua orang tak lagi mau mendengarkan keluh kesahmu. Dan aku akan selalu menjadi seseorang yang mendoakanmu agar selalu dilindungi Allah. Aku akan selalu tegar menghadapi cuekmu, aku juga akan selalu menahan kecemburuanku dan aku tak pernah lelah untuk terus berdamai dengan keadaan ini, walau begitu sakit, begitu perih, nyesek. Tapi, keadaan ini yang mengajarkanku bagaimana arti sebuah kesabaran, perjuangan, kesetiaan, ketulusan, kasih sayang dan cinta.
I MISS YOU AND YOU’RE ALWAYS STAY IN MY HEART FOREVER. LOVE YOU NEVER END
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar