nabilaamaliaaziz

Ditemani rintik hujan Kau selalu menyuguhman secangkir kopi Secangkir kopi yang kita nikmati bersama Secangkir kopi hangat, sehangat perasaanku kala itu Namun, saat ini Secangkir kopi itu kini menjadi dingin Sedingin hujan yang mengguyur sudut kota ini Dingin itu seperti sikapmu, yang tak sehangat dulu Secangkir kopi itu, kini kunikmati sendiri Ditemani rintik hujan yabg berbeda Bersama derasnya hujan Bersama itu pula derasnya rasa rinduku Hujan yang kunikmati sendiri

Sore hari di musim gugur Pikiranku teringat padamu Tak ada lagi yang istimewa di musim gugur kali ini Semua sudah jelas berbeda Tentang gugur dan sebuah rasa Sepertinya, perasaan itu juga sudah gugur Rasa cinta yang dahulu bersemi begitu indah Rasa sayang yang dahulu tumbuh begitu besar Kini layaknya dedaunan di pohon jati Semakin hari, sedikit demi sedikit daunnya berguguran Kemudian sama sekali tak tersisa Begitu pula perasaanku, berguguran lalu hilang Entah, ku harus berterima kasih pada angin Atau bahkan membenci angin Karena angin telah membantuku menggugurkan perasaan ini Rasa yang sudah seharusnya aju tiadakan sejak lama Namun di satu siai Sepwrti ada sesak yang begitu mendalam Ketika harus menggugurkan rasa Seketika itu juga, ragaku seakan terbawa gugur

Aku bersyukur mengenalmu Bersyukur bisa membersamaimu hingga saat ini Menjadi orang yang kau istimewakan Menjadi nama yang selalu kau ingat Menjadi tempatmu berkeluh kesah Aku selalu disini Menunggu kepulanganmu Setelah lelahmu beraktivitas seharian Aku selalu ada Menyiapkan telingaku untuk mendengarkanmu Aku tau Tak mudah membersamai orang hebat Orang yang setiap harinya penuh kepenatan Orang yang setiap harinya bukan hanya memikirkan kepentingannya sendiri Tetapi juga, kepentingan masyarakat Semoga aku Bisa terus menjadi sebab bahagiamu Semoga aku Bisa terus menjadi tempat ternyamanmu Semoga aku Bisa terus menjadi perempuan istimewa di hatimu Bukan hanya saat ini Tetapi di masa depanmu