DUNIA SELEBAR DAUN KELOR (part 8 : the last part)
(Di tempat lomba)
Ratna ditemani dengan Ayah dan Ibunya mendatangi acara Final Lomba Piano itu. Satiba giliran Ratna, Ia memainkan piano sambil menyanyikan sebuah lagu. Yaitu lagu yang pernah Ia ciptakan khusus untuk sahabat kecilnya, Bayu. Dari awal sampai akhir penampilannya, Ratna tak kuasa menahan tangis.
Penampilannya begitu menakjubkan. Ia berhasil membuat semua orang terpanah bahkan ada sebagian yang sampai ikut mengeluarkan air mata. Dan tiba saat yang ditunggu-tunggu, yaitu pengumuman hasil lomba.
Ratna sangat deg-degan dan pada akhirnya namanya dipanggil sebagai juara pertama Lomba Piano. Ia sangat bahagia, akhirnya perjuangannya selama ini tak sia-sia, latihannya berbuah hasil. Kedua orang tua Ratna sangat bangga dengan putri semata wayangnya itu.
Setelah pengumuman, Ratna berniat untuk langsung ke rumah Bayu. Ratna ingin memberi tahu kabar bahagia ini. Tetapi, belum sempat Ia tiba di rumah Bayu, ponsel Ratna berbunyi. Ternyata panggilan dari Ibu Bayu. Ratna langsung mengangkat nya dengan nada ceria.
Tetapi keceriaan itu sirna seketika, ketika Ratna mendengar suara Ibu Bayu yang tersedu-sedu. Ibu Bayu mengabarkan kalau baru saja 1 jam yang lalu Bayu meninggal. Ia sengaja baru mengabarkan, karena ibu Bayu tau hari ini Ratna ada lomba.
Mendengar pernyataan Ibu Bayu, Ratna langsung spontan melepas ponsel yang ada di genggamannya. Ia langsung memeluk ibunya dan langsung meminta untuk segera ke rumah Bayu. Kedua orang tua Ratna tak mengetahui apa yang sedang terjadi, tetapi mereka tak berani bertanya banyak kepada Ratna yang sedang menangis dan nampak begitu sedih.
Ayah Ratna langsung mengemudikan mobil menuju rumah Bayu, dan sepajang jalan Ratna tak berhenti menangis. Beberapa saat kemudian tibalah mereka di rumah Bayu. Disana sudah terpasang bendera kuning di pagar rumah Bayu. Dari situ, ayah dan ibu Ratna mengetahui apa yang terjadi. Mereka kemudian masuk bersama dan melihat jenazah Bayu sudah terbujur kaku dan akan segera dikafani.
Ratna benar-benar tak mampu berkata-kata. Ia menyesal kenapa hari ini lebih memilih untuk datang ke final lomba, daripada menemani Bayu. Andaikan Dia tau jika hari ini adalah hari terakhir Bayu. Pasti Ia lebih memilih mengorbankan final lomba pianonya. Tapi, ah sudahlah semua sudah terjadi (pikir Ratna) tak ada guna Dia menyesali, karena semua tak akan kembali seperti semula.
Mila menenangkan Ratna dan memeluknya.
Mila : "Rat, udah ya ikhlasin. Ikhlasin Bayu, Allah lebih sayang Dia. Allah ngga mau Bayu menahan sakit lebih lama. Bayu pasti udah bahagia. Dia udah bisa bertemu dengan sahabat kecilnya. Sahabat yang sayang banget sama Dia. Jadi udah ya, Dia juga pasti bangga kamu sudah bisa memenangkan lomba piano ini."
Ratna terdiam tanpa berkata apapun. Dia masih tak percaya secepat ini Bayu meninggalkannya. Setelah jenazah Bayu dikafani dan di sholati. Ratna dan Mila ikut mengantarkan Bayu di peristirahatan terakhirnya. Ratna masih tetap menangis tak henti, sepanjang jalan menuju pemakaman Bayu bahkan sampai pulang dari pemakaman pun Ia masih menangis.
Setelah kepergian Bayu, Ratna masih terpuruk dan belum bisa menerima kenyataan. Tapi Ia sadar, Is harus tetap menjalani kehidupannya. Ia tak boleh terus menerus larut dalam kesedihan. Seminggu sekali, Ia dan Mila selalu menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Bayu.
Setidaknya Ratna sudah bahagia dapat dipertemukan lagi dengan sahabat kecilnya. Dunia ini memang selebar daun kelor. Sempit sekali, hingga Dia tak menyadari sahabatnya sudah lama berada di dekatnya.
Dan peribahasa itu juga yang bisa menguatkan Ratna. Bahwa dunia hanya selebar daun kelor (terlalu sempit) jika Ia hanya berlarut-larut dalam kesedihan. Jadi Ia harus bangkit. Ia harus tetap menjadi Ratna yang ceria.
-selesai-
Ratna ditemani dengan Ayah dan Ibunya mendatangi acara Final Lomba Piano itu. Satiba giliran Ratna, Ia memainkan piano sambil menyanyikan sebuah lagu. Yaitu lagu yang pernah Ia ciptakan khusus untuk sahabat kecilnya, Bayu. Dari awal sampai akhir penampilannya, Ratna tak kuasa menahan tangis.
Penampilannya begitu menakjubkan. Ia berhasil membuat semua orang terpanah bahkan ada sebagian yang sampai ikut mengeluarkan air mata. Dan tiba saat yang ditunggu-tunggu, yaitu pengumuman hasil lomba.
Ratna sangat deg-degan dan pada akhirnya namanya dipanggil sebagai juara pertama Lomba Piano. Ia sangat bahagia, akhirnya perjuangannya selama ini tak sia-sia, latihannya berbuah hasil. Kedua orang tua Ratna sangat bangga dengan putri semata wayangnya itu.
Setelah pengumuman, Ratna berniat untuk langsung ke rumah Bayu. Ratna ingin memberi tahu kabar bahagia ini. Tetapi, belum sempat Ia tiba di rumah Bayu, ponsel Ratna berbunyi. Ternyata panggilan dari Ibu Bayu. Ratna langsung mengangkat nya dengan nada ceria.
Tetapi keceriaan itu sirna seketika, ketika Ratna mendengar suara Ibu Bayu yang tersedu-sedu. Ibu Bayu mengabarkan kalau baru saja 1 jam yang lalu Bayu meninggal. Ia sengaja baru mengabarkan, karena ibu Bayu tau hari ini Ratna ada lomba.
Mendengar pernyataan Ibu Bayu, Ratna langsung spontan melepas ponsel yang ada di genggamannya. Ia langsung memeluk ibunya dan langsung meminta untuk segera ke rumah Bayu. Kedua orang tua Ratna tak mengetahui apa yang sedang terjadi, tetapi mereka tak berani bertanya banyak kepada Ratna yang sedang menangis dan nampak begitu sedih.
Ayah Ratna langsung mengemudikan mobil menuju rumah Bayu, dan sepajang jalan Ratna tak berhenti menangis. Beberapa saat kemudian tibalah mereka di rumah Bayu. Disana sudah terpasang bendera kuning di pagar rumah Bayu. Dari situ, ayah dan ibu Ratna mengetahui apa yang terjadi. Mereka kemudian masuk bersama dan melihat jenazah Bayu sudah terbujur kaku dan akan segera dikafani.
Ratna benar-benar tak mampu berkata-kata. Ia menyesal kenapa hari ini lebih memilih untuk datang ke final lomba, daripada menemani Bayu. Andaikan Dia tau jika hari ini adalah hari terakhir Bayu. Pasti Ia lebih memilih mengorbankan final lomba pianonya. Tapi, ah sudahlah semua sudah terjadi (pikir Ratna) tak ada guna Dia menyesali, karena semua tak akan kembali seperti semula.
Mila menenangkan Ratna dan memeluknya.
Mila : "Rat, udah ya ikhlasin. Ikhlasin Bayu, Allah lebih sayang Dia. Allah ngga mau Bayu menahan sakit lebih lama. Bayu pasti udah bahagia. Dia udah bisa bertemu dengan sahabat kecilnya. Sahabat yang sayang banget sama Dia. Jadi udah ya, Dia juga pasti bangga kamu sudah bisa memenangkan lomba piano ini."
Ratna terdiam tanpa berkata apapun. Dia masih tak percaya secepat ini Bayu meninggalkannya. Setelah jenazah Bayu dikafani dan di sholati. Ratna dan Mila ikut mengantarkan Bayu di peristirahatan terakhirnya. Ratna masih tetap menangis tak henti, sepanjang jalan menuju pemakaman Bayu bahkan sampai pulang dari pemakaman pun Ia masih menangis.
Setelah kepergian Bayu, Ratna masih terpuruk dan belum bisa menerima kenyataan. Tapi Ia sadar, Is harus tetap menjalani kehidupannya. Ia tak boleh terus menerus larut dalam kesedihan. Seminggu sekali, Ia dan Mila selalu menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Bayu.
Setidaknya Ratna sudah bahagia dapat dipertemukan lagi dengan sahabat kecilnya. Dunia ini memang selebar daun kelor. Sempit sekali, hingga Dia tak menyadari sahabatnya sudah lama berada di dekatnya.
Dan peribahasa itu juga yang bisa menguatkan Ratna. Bahwa dunia hanya selebar daun kelor (terlalu sempit) jika Ia hanya berlarut-larut dalam kesedihan. Jadi Ia harus bangkit. Ia harus tetap menjadi Ratna yang ceria.
-selesai-
Komentar
Posting Komentar