KHODIJAH atau FATIMAH

Siapa yang tak kenal Khodijah. Sosok wanita luar biasa yang pertama kali masuk Islam dan rela mengorbankan hartanya untuk kepentingan Islam. Ia adalah salah satu istri dari baginda Rasulullah SAW. Siapa yang tau dan paham tentang kisah cinta Khodijah?

Tentang awal mula tumbuhnya rasa cinta kepada baginda Muhammad SAW. Yaitu ketika mereka berdagang bersama dan Nabi Muhammad terkenal sebagai orang yang jujur (al-amin). Maka dari situ, Khodijah kagum dengan sifat Rasulullah sehingga suatu ketika Ia memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya dihadapan Rasulullah.

Tindakan Khodijah untuk mengawali mengungkapkan perasaannya dan meminta Nabi Muhammad untuk menjadi pendampingnya, itu merupakan sikap yang luar biasa. Mana ada wanita jaman sekarang yang berani melakukan itu. Wanita jaman sekarang terlaku terpedaya oleh sinetron, dimana dipaparkan bahawa wanita dianggap tabu untuk mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu kepada lelaki.

Padahal sebenarnya, ini justru hal yang luar biasa bahkan istimewa karena hanya sebagian wanita yang bisa melakukannya tanpa memikirkan gengsi. Mengapa tidak? Jika memang dirasa Ia adalah lelaki yang cocok dan pantas mendampingi kita, maka apalagi yang diragukan?

Jika memang pengetahuannya tentang agama bagus dan kita rasa Ia telah mampu membimbing kita pada syurga, lantas apa yang ditunggu?. Bahkan dalam Al-Qur'an pun tak ada larangan wanita menyatakan terlebih dahulu perasaannya kepada lelaki, justru itu adalah sikap yang mulia. Itu merupakan bentuk penjagaan terhadap dirinya sendiri agar tidak terjerumus pada kejinya zina.
Itulah gambaran cinta seperti Khodijah

Nah, untuk yang satu ini adalah pandangan cinta seperti Fatimah. Fatimah adalah putri Rasulullah SAW, disaat Ia telah baligh Ia merasakan yang namanya cinta. Ia mempunyai perasaan terhadap Ali bin Abi Thalib. Namun, berbeda dengan Khodijah. Cara Fatimah mengekspresikan cintanya justru adalah dengan menunggu.

Tentu saja menunggu disini bukan berarti hanya diam saja duduk manis tanpa melakukan usaha apapun. Tetapi, menunggu disini yaitu dibarengi dengan ikhtiar dan doa. Disamping itu disertai juga dengan memperbaiki akhlak, memperbaiki kualitas diri agar bisa merasa pantas bersanding dengan orang yang kita cintai.

Begitulah cara setiap orang mengekspresikan rasa cintanya tentu berbeda, ada yang terang-terangan menunjukan dan menyampaikan tetapi ada juga yang memilih menyembunyikannya terlebih dahulu dan menyampaikannya lewat doa. Jadi, tanpa kita sadari bisa saja ada yang menyelipkan nama kita dalam doa-doanya namun belum dipertemukan secara langsun oleh Allah, begitulah kira-kira.

Semoga kita mendapat pasangan yang terbaik menurut Allah SWT untuk mendampingi kita mengarungi bahtera rumah tangga sehingga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rohmah. InsyaAllah. Aammiinn.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ISPA di Pertambangan

BELAJAR PRAKTIS EPIDEMIOLOGI DAN SURVEI KESLING

MAKALAH PENGELOLAAN AIR