BELAJAR PRAKTIS EPIDEMIOLOGI DAN SURVEI KESLING

UJIAN TENGAH SEMESTER

RESUME MATERI PERKULIAHAN

Diajukan untuk memenuhi Ujian Tengah Semester (UTS)

Mata Kuliah Epidemiologi dan Survei Kesehatan Lingkungan

Dosen Pengampu : Hamdan, SKM., MKM

 

 

 

 

Disusun Oleh :

Nama : NABILA AMALIA AZIZ

NIM : CMR0170020

Peminatan : Kesehatan Lingkungan

 

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

KUNINGAN

2020


 


1. Pengantar Ruang lingkup Epidemiologi Survei Kesehatan Lingkungan

A.    Prinsip Dasar Epidemiologi

1.      Definisi Epidemiologi

Kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani (epi = pada atau tentang, demos = penduduk, logos = ilmu)

Definisi lain, yaitu :

a.       Ilmu Yang Mempelajari Segala Sesuatu Yang Menimpa Penduduk Dan Determinantnya

b.      Ilmu Yang Mempelajari Masalah Kesehatan Masyarakat Dan Mendapatkan Solusinya

c.       Ilmu Yang Mempelajari Masalah Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Frekuensi Dan Distribusinya Menurut Variabel Orang, Tempat Dan Waktu dan Variabel Host-Agent-Lingkungan

2.      Determinan Epidemiologi

Determina Ã¨ Faktor Risiko

                            Ã¨ Faktor Yang Mempengaruhi

                            Ã¨ Faktor Yang Berkontribusi

Konsep Karakteristik Determinan

Ada 2 Jenis Konsep :

1.      Konsep Person  -- Place  --Time

Perorangan – Tempat – Waktu (Cocok Untuk Masalah Penyakit Tidak Menular)

2.      Konsep Host--Agent—Environment

Manusia -Penyebab-Lingkungan  (Cocok Untuk Masalah Penyakit Menular)Kedua Konsep Saling Mengisi

3.      Manfaat Epidemiologi

a.       Membantu pekerjaan Administrasi Kesehatan

b.      Dapat menerangkan penyebab suatu masalah Kesehatan

c.       Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit

d.      Dapat menerangkan keadaan suatu masalah Kesehatan

 4. Pola Penyakit

a.    Epidemi

Epidemi adalah penyebaran penyakit dengan jumlah banyak yg menyerang secara cepat. Contoh penyakit dengan jenis epidemik adalah penyakit chicken pox di Amerika Serikat.

b.    Endemi

Endemi adalah penyakit yang menjangkit orang dalam jumlah besar yang terjadi di suatu wilayah atau populasi tertentu. Contoh penyakitnya adalah malaria dan meningitis.

c.    Pandemi

Pandemi adalah penyakit yang menyerang orang dalam jumlah banyak dan terjadi di banyak tempat. Lebih singkatnya pandemi adalah epidemi yang tersebar.

B.     Surveilans

1.      Definisi Surveilans Epidemiologi

Kegiatan pengumpulan data epidemiologi secara sistimatis, teratur & terus menerus, pengolahan analisa dan interpretasi data tersebut  hingga menghasil kan informasi, selanjutnya informasi disebarkan kepada orang/lembaga yang berkepentingan. Dalam rangka memantau, menilai dan merencanakan kembali program-program atau pelayanan

Surveilens Berfungsi Sebagai Otak dan Sistem Saraf Untuk Program Pencegahan dan Pembrantasan Penyakit(Henderson, 1976)

2.      Jenis data Yang Dikumpulkan

a.       Nama penderita

b.      Umur

c.       Nama orang tua

d.      Alamat

e.       Status vaksinasi penyakit yang bersangkutan

f.        Tanggal mulai sakit

g.      Meninggal atau sembuh

h.      Tanggal meninggal

 

C.    Epidemiologi lingkungan

1.      Definisi Epidemiologi Lingkungan

Adalah suatu study adalah bagian dari cabang keilmuan lingkungan faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi terjadinya kejadian suatu penyakit dengan cara mempelajari dan mengukur dinamika hubungan intraktif antara penduduk dengan lingkungan yang dapat menimbukan potensi bahaya pada suatu waktu dankawasan tertentu. 

2.      Paradigma Kesehatan Lingkungan

Meneliti berbagai paparan lingkungan yang memberikan kontribusi atau sebaliknya memberikan perlindungan (proteksi) terhadap terjadinya cedera, penyakit, gangguan perkembangandisabilitas, dan kematian, serta penerapan pengetahuan itu untuk mengembangkan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang efektif untuk mengelola risiko yang berhubungan dengan paparan lingkungan yang merugikan tersebut.

Mempelajari berbagai masalah kesehatan sebagai akibat dari hubungan interaktif antara berbagai bahan, kekuatan, kehidupan zat, yang memiliki potensi penyebab sakit yang timbul akibat adanya perubahan-perubahan lingkungan dengan masyarakat, serta menerapkan upaya pencegahan gangguan kesehatan yang ditimbulkannya. Berbagai bahan, kekuatan, zat ataupun komponen kehidupan yang memiliki potensi penyebab sakit selalu dalam keadaan berubah dari waktu ke waktu, serta dari tempat satu ke tempat lainnya, akibat adanya sumber-sumber perubahan yang secara aktif selalumenimbulkan perubahan.

Sumber perubahan dapat berupa kegiatan manusia, seperti pabrik ataupun transportasi, pemukiman dan lain-lain ataupun peristiwa alamiah, seperti gunung berapi dan berbagai reaksi kimia alamiah yang terjadi.

3.      Manfaat penelitian epidemiologi dalam bidang lingkungan

a.      Studi epidemiologi memberikan bukti-bukti mekanisme kausal tentang pengaruh paparan/ pengalaman bilogis dan sosial dalam membentuk kesehatan dan penyakit, serta dampak perubahan biologis, perubahan sosial, pembangunan ekonomi, dan perubahan lingkungan fisik, yang berlangsung pada berbagai tahap sepanjang siklus hidup dan antar generasi, terhadap kesehatan populasi.

b.      Epidemiologi memiliki peran memberikan model teoretis dan bukti ilmiah bagi pembangunan yang berkelanjutan, yakni bukti-bukti tentang determinan bio-psiko-sosial yang terdapat dalam SDGs yang berhubungan kuat dengan peningkatan kesehatan dan keadilan distribusi kesehatan dalam populasi.


2. Penelitian Survei

A.    A.    Pengertian Penelitian Survei

Penelitian survei adalah salah satu pendekatan penelitian yang pada umumnya digunakan untuk pengumpulan data yang luas dan banyak. Penelitian ini dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi datanya dari sampel yang diambil dari populasi tersebut.

B.     B.    Tujuan penelitian survei

a.       untuk mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi.

b.      untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu tertentu.

C.     C.    Karakteristik Penelitian Survei

a.     informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu

b.     informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan baik tertulis maupun lisan dari suatu populasi

c.       informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi

D.    D.    Macam-macam Penelitian Survei

a.       School survey, yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pendidikan.

b.      Job analyzeyang bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai tugas-tugas umum dan tanggung jawab para karyawan, aktifitas khusus yang dibutuhkan, keterlibatan, dan fungsi anggota organisasi, kondisi kerjanya dan fasilitas.

c.       Analyze dokumen. Istilah lain adalah analisis isi (content analyze), analisis aktivitas atau analisis informasi.

d.      Public opinion surveys. Survei ini bertujuan untuk mengetahui pendapat umum tentang suatu hal misalnya tentang rehabilitasi suatu bangunan bersejarah, tentang jalan satu jurusan, pemasangan lampu lalu lintas, dan sebagainya.

e.       Community surveys. Survei ini juga disebut social surveys” atau field surveys” karena di dalam survei ini peneliti bertujuan mencari informasi tentang aspek kehidupan secara luas dan mendalam.

E.     E.    Jenis Survei Penelitian

a.       Survei Sekali Waktu (Cross-sectional Survei). Data hanya dikumpulkan untuk waktu tertentu saja dengan tujuan menggambarkan kondisi populasi.

b.      Survei Rentang Waktu (Longitudinal Survei). Survei dilakukan berulang untuk mengetahui kecenderungan suatu fenomena dari waktu ke waktu.

c.       Survei Tracking/Trend. Survei dilakukan pada populasi yang sama namun dengan sampel berbeda untuk mengetahui kecenderungan suatu fenomena dari waktu ke waktu.

d.      Survei Panel. Survei dilakukan terhadap sampel yang sama untuk memahami suatu fenomena dari waktu ke waktu.

e.       Survei Cohort. Survei dilakukan pada sekelompok populasi yang spesifik untuk mengetahui perkembangan suatu fenomena dari waktu ke waktu.

F.      F.    Langkah Penelitian Survei

a.   Langkah pertama, yaitu dengan membentuk hipotesis awal, menentukan jenis survei yang akan dilakukan akankah melalui surel (e-mail), wawancara (interview), atau telepon, membuat pertanyaan-pertanyaan, menentukan kategori dari responden, dan menentukan setting penelitian.

b.   Langkah kedua, yaitu merencanakan cara untuk merekam data dan melakukan pengujian awal terhadap instrumen survei.

c.     Langkah ketiga, yaitu menentukan target populasi responden yang akan di survei, membuat kerangka sampel survei, menentukan besarnya sampel, dan memilih sampel.

d.     Langkah keempat, yaitu menentukan lokasi responden, melakukan wawancara (interview), dan mengumpulkan data.

f.   Langkah kelima, yaitu memasukkan data ke komputer, mengecek ulang data yang telah dimasukkan, dan membuat analisis statistik data.

g.  Langkah keenam, yaitu menjelaskan metode yang digunakan dan menjabarkan hasil penemuan untuk mendapatkan kritik, serta melakukan evaluasi. 

G.     G.    Hal-Hal yang Perlu Dihindari

Dalam membuat pertanyaan untuk penelitian survei, seorang peneliti perlu memerhatikan hal-hal sebagai berikut:

a.     Hindari penggunaan jargon (contoh: sosialisasi, demokrasi), kata-kata slank (contoh: gaptek, cupu, geje), dan penggunaan singkatan.

b.    Hindari ambiguitas atau pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan dan pertanyaan yang kabur.

c.     Hindari bahasa yang emosional dan bias prestise (gelar) à gunakan bahasa yang netral.

d.  Hindari pertanyaan yang di dalam satu kalimat terdapat 2 pertanyaan sekaligus (double barreled).

e.     Hindari pertanyaan yang mengarahkan jawaban responden (leading question).

f.      Hindari pertanyaan yang di luar kemampuan responden untuk menjawabnya.

g.     Hindari pertanyaan yang dimulai dengan premis yang salah.

h.     Hindari pertanyaan mengenai masa depan.

i.       Hindari pertanyaan yang menggunakan dua pernyataan negatif (double negative).

j.       Hindari pertanyaan dengan kategori jawaban yang tumpang tindih.

k.     Hindari pertanyaan bodoh

 

3. Masalah Penelitian

A.    Definisi Masalah Penelitian

Masalah penelitian secara umum dapat diartikan sebagai suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan.

B.     Kriteria Pemilihan Masalah Penelitian

Dalam memilih masalah penelitian, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan anatara lain :

a.       Keterbaruan

b.      Aktual

c.       Praktis

d.      Memadai

e.       Sesuai dengan kemampuan peneliti

f.        Sesuai dengan kebijakan pemerintah

g.      Ada dukungan

C.    Sumber Masalah Penelitian

a.       Profesi

Profesi atau bidang pekerjaan seseorang dapat menjadi sumber minat untuk melakukan penelitian.

b.      Spesialisasi

Spesialisasi atau keahlian khusus seseorang dapat menyebabkan orang tersebut peka terhadap masalah yang berkaitan dengan keahliannya.

c.       Akademis

Program pendidikan akademis yang pernah ditempuh oleh seseorang dapat menunjang dalam kepekaan terhadap suatu masalah penelitian

d.      Kebutuhan dan praktik kehidupan sehari-hari

Denga menaruh perhatian terhadap kebutuhan serta dari pengalaman kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan kepekaan terhadap masalah.

e.       Pengalaman Lapangan

Seseorang yang banyak pengalaman akan lebih mudah untuk menemukan suatu permasalahan untuk diteliti.

f.        Bahan bacaan atau kepustakaan

Hasil dari penelitian kemungkinan dapat memberikan rekomendasi akan perlunya dilakukan suatu penelitian ulang (replikasi), baik dengan ataupun tanpa variasi.

g.      Observasi

Observasi adalah sumber yang paling kaya akan masalah penelitian.

h.      Masalah sosial

Masalah sosial bisa juga menjadi sumber masalah penelitian. Seperti seringnya terjadi perkelahian siswa antar sekolah, bisa memunculkan pertanyaan tentang efektivitas pelaksanaan pendidikan agama dan moral serta pembinaan sikap disiplin di lingkungan sekolah.

i.        Diskusi, seminar, pertemuan ilmiah

Diskusi, seminar dan pertemuan ilmiah bisa menjadi sumber masalah penelitian, karena para peserta bisa melihat hal - hal yang dipersoalkan secara profesional sehingga muncul masalah.

 

4.      Studi Penilaian Risiko Kesling

A.      Defiinisi Studi Penilaian Risiko Kesling

Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan (EHRA) adalah sebuah studi   partisipatif di Kabupaten/Kota untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku‐ perilaku    masyarakat    pada skala   rumah  tangga. 

B.      Tujuan

Studi EHRA dipandang perlu dilakukan oleh Kabupaten/Kota karena:

1.            Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat

2.            Data    terkait    dengan    sanitasi    dan   higiene   terbatas    dan    data   sanitasi   umumnya  tidak  bisa  dipecah  sampai Kelurahan/Desa serta data  tidak terpusat melainkan berada di berbagai Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) di Kabupaten/Kota. 

3. Isu sanitasi dan higiene masih dipandang kurang penÆŸng sebagaimana terlihat dalam prioritas usulan melalui Musrenbang.

4. Terbatasnya kesempatan untuk dialog antara masyarakat dan pihak pengambil keputusan.

5. EHRA secara tidak langsung memberi ”amunisi” bagi stake‐holders dan masyarakat di Kelurahan/Desa untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat yang lebih  tinggi maupun advokasi  secara  horizontal ke  sesama masyarakat atau stakeholders Kelurahan/Desa.

6. EHRA adalah studi    yang menghasilkan   data    yang    representaÆŸf    di  tingkat Kabupaten/Kota dan    kecamatan    dan   dapat dijadikan panduan dasar di tingkat kelurahan/desa.

C.    Fokus Studi EHRA

Studi EHRA berfokus pada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat, seperti :  

1. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup: sumber air minum, layanan pembuangan sampah, jamban, saluran pembuangan air limbah rumah tangga, drainase lingkungan.

2. Perilaku yang dipelajari adalah yang terkait dengan higinitas dan sanitasi dengan mengacu kepada STBM: stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum rumah tangga, pengelolaan sampah dengan 3r, pengelolaan air limbah rumah tangga (drainase lingkungan).

D.      Prinsip-prinsip Studi EHRA

Sedangkan prinsip-prinsip yang ada dalam pelaksanaan studi antara lain:

a. Pendekatan partisipatif yaitu melalui survey dengan metode wawancara semi tersetruktur.

b. Bekerja sama antara Pokja Sanitasi, Sanitarian Puskesmas, Kader Kelurahan.

c. Study EHRA ini memberikan ruang yang lebih banyak bagi perempuan.

d. Studi EHRA memberikan ruang untuk advokasi.

 

5.      Penentuan Area Studi Penilaian Risiko Kesling

A.      Tahap Pemilihan Area Studi EHRA

Ada 2 pilihan untuk menetapkan Desa/Kelurahan sebagai Area Studi EHRA di Kabupaten/Kota:

1.       Seluruh desa/kelurahan diambil sebagai Area Studi EHRA dengan konsekuensi Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota menyediakan dana Studi EHRA yang cukup.

2.       Mengambil sebagian dari desa/kelurahan yang ada di wilayah Kabupaten/Kota sebagai Area Studi EHRA, apabila jumlah desa/kelurahan cukup banyak dan dana yang tersedia terbatas.

B. Langkah Penetapan Area Studi EHRA

Langkah untuk menetapkan area studi EHRA antara lain sebagai berikut :

a.       Pokja Sanitasi Kab/Kota menentukan Kebijakan Sampel, berdasarkan : Kemampuan Pokja Sanitasi Kab/Kota Prioritas Area Studi

b.       Penentuan Anggaran JumlahDesa/Kelurahan Area Studi atau Jumlah Responden

c.       Penentuan Responden

 

6.      Metodologi  Pengumpulan data

A.      A.    Definisi

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sementara itu instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.

B.      B.    Metode Pengumpulan Data

Beberapa metode pengumpulan data antara lain:

1.       Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring perkembangan teknologi, metode wawancara dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya telepon, email, atau skype. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

a.       Wawancara terstruktur

Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti biasanya sudah membuat daftar pertanyaan secara sistematis. Peneliti juga bisa menggunakan berbagai instrumen penelitian seperti alat bantu recorder, kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lain.

b. Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin digali dari responden.

2. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam. Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar. Metode pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua kategori, yakni:

a. Participant observation

Dalam participant observation, peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.

b. Non participant observation

Berlawanan dengan participant observation, non participant observation merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.

3. Angket (kuesioner)

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih efisien bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yag akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam dua jenis, yakni kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup.

a.       Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang memberikan kebebasan kepada objek penelitian untuk menjawab

b.       Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang telah menyediakan pilihan jawaban untuk dipilih oleh objek penelitian.

Seiring dengan perkembangan, beberapa penelitian saat ini juga menerapkan metode kuesioner yang memiliki bentuk semi terbuka. Dalam bentuk ini, pilihan jawaban telah diberikan oleh peneliti, namun objek penelitian tetap diberi kesempatan untuk menjawab sesuai dengan kemauan mereka.

4. Studi Dokumen

Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Dokumen yang dapat digunakan dalam pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yakni:

a. Dokumen primer

Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa, misalnya: autobiografi

b. Dokumen sekunder

Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan/ cerita orang lain, misalnya: biografi.

 

7.      Penelitian Dalam Studi Penilaian Risiko Kesling

A. Langkah Penelitian Dalam Studi Penelitian Risiko Kesling

1. Persiapan EHRA Tercapainya kesepakatan dan kesamaan persepsi mengenai latar belakang, tujuan dan manfaat studi EHRA : tim, metodologi, jadwal, alokasi dana, pembagian tugas dan tanggung jawab Tim studi EHRA.  

2. Penentuan Area Studi Studi EHRA diharapkan dapat dilakukan di seluruh Kelurahan/ Desa. Jika Pokja Kabupaten/Kota memutuskan hanya mengambil beberapa Kelurahan/Desa untuk dijadikan target area studi maka Pokja Kabupaten/Kota perlu menetapkan jumlah Kelurahan/Desa dengan menggunakan metode stratified random sampling. 

3. Pelatihan Supervisor, enumerator, dan petugas entri data. Dalam pelaÆŸhan supervisor dan enumerator, materi yang dilatihkan adalah cara pengumpulan data yang merupakan salah   satu    bagian    penting    dari   rangkaian    kegiatan   studi   untuk  memperoleh data  yang  akurat  dan  valid. 

4. Pelaksanaan studi EHRA Dalam  pelaksanaan  studi  EHRA  diperlukan  keterlibatan ber‐ bagai  pihak  SKPD  yang  terkait  di  Pokja  Sanitasi Kabupaten/ Kota. Koordinator    studi (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota)    selaku   penanggung    jawab   operasional    Tim,   dibantu   oleh   anggota  tim, koordinator wilayah (Kepala Puskesmas) dan supervisor (Sanitarian Puskesmas), menyiapkan    berbagai   keperluan  studi.

5. Pengolahan data , analisa data, dan pelaporan. Dalam tahap ini, telah tersedia kuesioner yang siap untuk dientri dengan menggunakan SoÅŒaware Epi info. Dihasilkannya    data hasil entri yang siap untuk dianalisis dengan menggunakan soÅŒware SPSS dan dihasilkannya  tabel hasil analisis studi EHRA sampai penentuan Indeks Risiko Sanitasi (IRS).

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Defriman, Djafri. 2014. Prinsip Dan Metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan, Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. 8 (2) 100-104.

Muliany, J., Agus, B.B, Ruslan., 2012. Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan Di Pulau LumuLumu Kota Makassar. UNIVERSITAS Hasanuddin, Makassar

Azwar, Azrul. (2013) Pengantar Epidemiologi, Tangerang Selatan : Bina Rupa Aksara

Heriana, C, dkk. (2018) EPIDEMIOLOGI : Prinsip, Metode, dan Aplikasi dalam Kesehatan Masyarakat, Bandung : Refika Aditama

Saepudin, Malik. (2011) Prinsip-prinsip Epidemiologi, Jakarta : TIM

Notoatmodjo, S. (2010) Metodologi penelitian Kesehatan Edisi Revisi, Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2010) Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Edisi Revisi, Jakarta : Rineka Cipta


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAK TERBALAS

PASTIKAN atau TINGGALKAN

KONSISTEN