ISPA di Pertambangan

PENDAHULUAN

Infeksi saluranpernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang utama dibuktikan dengan prevalensi ISPA di Indonesia sebanyak 25,5% (rentang: 17,5% -41,4%) dengan 16 provinsi di antaranya mempunyai prevalensi di atas angka nasional dan pneumonia sebanyak 2,1% (rentang: 0,8% -5,6%) (Riskesdas, 2007).
Infeksi saluran pernapasan akut adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun riketsia, tanpa atau disertai radang parenkim paru (Trisnawati & Juwarni, 2012). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi risiko seseorang terkena ISPA, yaitu faktor lingkungan, karakteristik individu dan prilaku pekerja. Faktor lingkungan meliputi pencemaran udara (asap rokok, polusi udara akibat hasil industri dan asap hasil pembakaran bahan bakar untuk memasak dengan konsentrasi yang tinngi). Faktor individu seperti umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan juga dapat mempengaruhi risiko kerentana terkena ISPA. 
Perilaku pekerja meliputi merokok dan penggunaan masker (Sormin, 2012).Paparan debu dapat menyebabkan gangguan pernapasan akut maupun kronis.
 Partikel debu yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut salah satu nya adalah hasil industri yang dapat mencemari udara seperti debu batu bara, semen, kapas, asbes, zat-zat kimia, gas beracun, debu pada penggilingan padi (debu organik) dan lain-lain.
Berbagai 3faktor berpengaruh terhadap timbulnya penyakit atau gangguan pada saluran napas akibat debu. Faktor itu antara lain adalah faktor debu yang meliputi partikel, bentuk, konsentrasi, daya larut dan sifat kimiawi serta lama paparan. Faktor individual meliputi mekanisme pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernapasan (Cahyana et al., 2012).Potensi bahaya yang ada di PT. 
Batu bara yaitu paparan debu, bahaya gas beracun, kebisingan, kontaminasi bahan kimia, tumpahan bahan kimia dan bahaya kecelakaan lalu lintas tambang. Beberapa pengendalian potensi bahaya telah diterapkan, namun belum efektif dilaksanakan, karena pengukuran faktor bahaya belum dilakukan (tidak memenuhi perundangan), pemakaian APD yang belum tertib dan masih terjadinya near misslalu lintas tambang (Sari, 2014).Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Vitasasmiari (2013) didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh kadar debu batu bara terhadap ISPA dengan kadar debu sebesar 2,2 mg/m3pada unit kerja boiler dan 0,9mg/m3pada unit kerja filling. 
Penelitian lain yang dilakukan oleh Sholihah dkk (2008) didapatkan hasil bahwa terjadi gangguan pernapasan yang dialami oleh pekerja lapangan PT. Kalimantan Prima Persada pada pengukuran kadar debu sebesar 2,19 mg/m3. Penelitian serupa dilakukan oleh Rahayu (2013) didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kadar debu batu bara dengan gangguan 
4fungsi paru yang dialami oleh pekerja di lokasi Coal Yard PLTU X Jepara dengan hasil pengukuran kadar debu sebesar 2,1 mg/m3.Berdasarkan dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisis faktor-faktor resiko (paparan debu, usia, masa kerja, status gizi dan merokok)terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada pekerja lapangan di PT Bukit Asam (Persero) Tbk unit pelabuhan Tarahan Lampung.
Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahansebagai berikut : “Adakah hubungan faktor-faktor resikoterhadap ISPA pada pekerja lapangan PT Bukit Asam (Persero) Tbk unit pelabuhan Tarahan Lampung.


Tujuan Penelitian

Tujuan umumUntuk mengetahui faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kejadianISPA pada pekerja lapangan PT. Bukit Asam Tarahan.PT Bukit Asam (Persero) Tbk unit pelabuhan Tarahan Lampung.
Tujuan khususa.Untuk mengetahui distribusi frekuensi kejadian ISPA pada pekerja lapangan PT Bukit Asam (Persero) Tbk unit pelabuhan Tarahan Lampung..b.Untuk mengetahui gambaran paparan debu, usia, status gizi, masa kerja dan merokok pada pekerja lapangan PT Bukit Asam (Persero) Tbk unit pelabuhan.c.Untuk mengetahui hubungan paparan debu, usia, status gizi, masa kerja dan merokok dengan ISPA padapekerja lapangan PT Bukit Asam (Persero) Tbk unit pelabuhan.d.Untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan ISPA pada pekerja lapangan PT Bukit Asam (Persero) Tbk unit pelabuhan.

Manfaat Penelitian

Manfaat teoritisDapatmembuktikan teori bahwa lingkungan kerja pekerja lapangan di PT Bukit Asam (Persero) Tbk unit pelabuhan Tarahan Lampung berhubungan dengan tingkat kejadian ISPA.
Manfaat Praktisa.Bagi praktisi kesehatanDapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dan masukan dalam meningkatkan keterampilan serta pengetahuan tentang ISPA.b.Bagi industri batubaraDapat memberikan informasitambahan faktor-faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian ISPA dan bahaya paparan debu di lingkungan kerja.c.Bagi penelitian selanjutnyaDapat dijadikan sebagairujukan bagi penelitian selanjutnya.

Penyakit Akibat KerjaPenyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit yang diderita karyawan dalam hubungan dengan kerja baik faktorrisiko karena kondisi tempat kerja, peralatan kerja, material yang dipakai, proses produksi, cara kerja dan hasil produksi. Kecelakaan dan penyakit di tempat kerja seringkali terjadi karena beberapa penyebab, diantaranya faktor-faktor cara mengatur tempatkerja, fisik dan manusia. Risiko-risiko ini dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara, seperti:

1.Menurut jenis umum, misalnya:
(Risiko yang berhubungan dengan mesin
(Risiko yang berhubungan dengan bahan kimia yang berbahaya
(Risiko-risiko yang berhubungan dengan sosial kejiwaan

2.Menurut kerusakan yang dihasilkan, misalnya:
(Kerusakan pada pendengaran akibat tingkat kebisingan yang tinggi
(Luka-luka karena menjalankan mesin yang berbahaya
(Penyakit pada anggota badan bagian atas akibat ketegangan yang terus-menerusBeberapa industri dapat mengakibatkan bermacam-macam risiko. 



Misalnya, dalam pertambangan, para pekerja mungkin menjalankan peralatan bergerak cepat yang ada dalam lingkungan kerja yang kurang terang pencahayaannya, mereka mungkin sering berada dalam lingkungan yang mengandung debu yang berbahaya dan uap, dan ada kemungkinan menghadapi risiko ledakan atau kebakaran secara tiba-tiba (ILO, 2008)
Infeksi Saluran Pernapasan. 

Definisi Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan akut yang meliputi saluran pernapasan bagian atas seperti rhinitis, faringitis, dan otitis serta saluran pernapasan bagian bawah seperti laryngitis, bronkhitis, bronkhiolitis dan pneumonia, yang dapat berlangsung selama 14 hari. Batas waktu 14 hari diambil untuk menentukan batas akut dari penyakit tersebut.
Saluran pernapasan terdiri dari organ mulai dari hidung
sampai alveoli beserta sinus, ruang telinga tengah dan pleura (Depkes RI, 2005). Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasandimulai dengan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit gejala bisa menjadi lebih berat bahkan bisa sampai gagal pernapasan. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang 
lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat harus segera mendapat pertolongan agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan (Depkes RI, 2005).
Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan. Atas disebabkan olehbeberapa golongan kuman yaitu bakteri, virus, dan ricketsia yang jumlahnya lebih dari 300 jenis. Pada ISPA atas 90-95% penyebabnya adalah virus. Bakteri penyebab ISPA antara lain dari genus streptokokus, haemofilus, pnemokokus, bordetelladan korimebakterium, sedangkan virus penyebab ISPA antara lain yaitu mikrovirus, adenovirus, koronavirus, mikroplasma dan herpesvirus (Salsila, 2012).
Faktor resikoFaktor utama adalah karena adanya polusi, kondisi lingkungan yang buruk dan lainnya, yaitu:
1.Kondisi lingkungan (misalnya, polutan udara, kepadatan anggota keluarga), kelembaban, kebersihan, musim, temperatur.
2.Ketersediaan dan efektivitas pelayanan kesehatan dan langkah pencegahan infeksi untuk mencegah penyebaran (misalnya, vaksin, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, kapasitas ruang isolasi).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PENGELOLAAN AIR

BELAJAR PRAKTIS EPIDEMIOLOGI DAN SURVEI KESLING